Miris...
jika kamu pernah mengalami kejadian yang
membuat kamu menjadi seseorang yang tak terlihat. Kamu ada tetapi
ditiadakan, kamu bicara tetapi diacuhkan, dan kamu duduk bersama tetapi
diasingkan. Mungkin kamu tidak masalah jika hanya sekali, tetapi jika
terjadi berkali-kali maka sudah waktunya kamu untuk sakit hati.
Kamu adalah seorang pendatang di suatu daerah
yang masyarakatnya begitu mencintai apapun yang berasal dari tanah
kelahirannya. Kamu pasti salut karena kebanyakan orang sekarang ini sudah mulai
lupa dengan tanah kelahiran, apalagi kearifan daerahnya sendiri. Akan tetapi sesuatu yang berlebih
itu tidak ada baiknya sama sekali. Misalnya, jika kamu lapar maka kamu akan makan tetapi
jika kamu kebanyakan makan, apa yang terjadi? Sakit perut!
Suatu hari kamu sedang duduk berdua dengan
temanmu. Ditemani secangkir kopi, obrolan pun mulai mengalir. Tak lama berselang,
beberapa temanmu juga ikut nimbrung.
Disela-sela obrolan itu kamu bertanya perihal sesuatu, tetapi sebelum sempat
dijawab, temanmu yang lain dengan PD-nya tanpa permisi memotong
pembicaraanmu dengan bahasa asingnya. Disinilah kamu akan merasa aneh! Kok
begini ya? Tetapi kamu dengan sekejap akan berusaha menghapus prasangka itu
karena mungkin temanmu yang lain mempunyai masalah yang lebih mendesak.
Sruuuutt…. kopi hitam telah dua kali kamu sruput dalam-dalam. Kali ini kamu sudah
mulai lelah karena sudah terlalu lama jawaban yang kamu tunggu tak kunjung
terucap. Hatimu sudah mulai mengambil keputusan bahwa kali ini kamu harus sabar.
Dari tadi kamu juga tak lagi diajak bicara, padahal kamu masih duduk satu
tempat dengan temanmu.
Sore itu kamu dan temanmu berjalan keluar untuk
mengambil air wudhu, kemudian kamu berjumpa dengan orang yang kamu kenal dan
mencoba bertegur sapa. Sampai disini keadaan masih terasa normal, tetapi tak
lama kemudian kejadian aneh itu terulang kembali. Ketika kamu bertanya, dia
memang menjawab tetapi kamu heran karena tidak mengerti dengan apa yang
diucapkannya. Ternyata dia memberikan penjelasan kepada temanmu yang berada
dibelakangmu, padahal temanmu tidak bertanya padanya. Aneh kan? Hampir tiga menit lebih kamu
dibiarkan berdiri diantara dua orang yang mengobrol tanpa mengetahui sesuatu. Kamu
ada atau tidak bagi mereka? Hanya mereka yang tahu!
Pada
suatu forum, kamu pernah diundang untuk membentuk panitia sebuah
kegiatan. Dari awal sampai akhir mereka menggunakan bahasa asing,
tanpa memperdulikanmu. Kamu ada tetapi tidak jelas statusmu. Kamu
berfikir
kenapa kamu diundang, jika selama forum berlangsung kamu tidak berguna.
Begitulah sudah terlalu sering kamu tak dianggap. Kadang terbesit dalam
pikiranmu untuk membalas mereka dengan memakai bahasa asingmu, tetapi
kamu urungkan.
Tidak ada gunanya berkomunikasi jika tidak saling mengerti. Pengalamanmu menjadi minoritas adalah pengalaman yang luar biasa, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Maka nikmati dan resapi biar kamu tidak menjadi seperti mereka di kemudian hari.
Tidak ada gunanya berkomunikasi jika tidak saling mengerti. Pengalamanmu menjadi minoritas adalah pengalaman yang luar biasa, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Maka nikmati dan resapi biar kamu tidak menjadi seperti mereka di kemudian hari.
“kamu akan paham arti menghargai, jika kamu
pernah menjadi minoritas”
0 komentar:
Posting Komentar